A. Pengertian Meditasi
Meditasi merupakan kata yang lazim dipakai dalam Bahasa Indonesia untuk mengatakan Samadhi atau bhavana.
Kata
Samadhi pertamakali diucapkan Sang Buddha dalam khotbah pertamanya
yaitu dhammacakka pavattana Sutta.
Kata Samadhi berasal dari akar kata
“Sam-adhana”yang artinya memusatkan atau mengkonsenterasikan pikiran
atau batin. Samadhi merupakan salah satu bagian dari ajaran Sang Buddha
yang bertujuan untuk menghasilkan satu keadaan mental yang sehat dan
sempurna. Banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana caranya untuk
memperoleh ketenangan dan kebahagiaan hidup. Sesungguhnya, sumber dari
ketenangan dan kebahagiaan itu ada dalam diri kita sendiri yaitu
pikiran. Pikiran yang tenang akan menyebabkan kita akan memperoleh
ketenangan dan kebahagiaan, bila pikiran penuh dengan kejahatan yaitu:
loba, dosa dan moha, maka diripun menjadi tidak tenang, gelisah, dendam
dan penuh kebencian.
Seseorang dapat melaksanakan meditasi dengan
baik adalah orang yang memiliki keteguhan hati, tekat yang membaja,
tidak bersifat kasar, dapat mengendalikan nafsu dan melaksanakan sila.
B. Dua jenis Samadhi
Berdasarkan
tujuannya, meditasi dibedakan menjadi dua macam yaitu: meditasi yang
benar (samma samadhi) dan meditasi salah (miccha samadhi)
1. Miccha samadhi
Miccha
samadhi atau samadhi yang salah adalah pemusatan pikiran pada obyek
yang dapat menimbulkan kekotoran batin: misalnya untuk mendapatkan
kesaktian, kekayaan, jodoh dan mencelakakan orang lain dan sebagainya
2. Samma Samadhi
Samma
Samadhi atau meditasi benar adalah pemusatan pikiran pada obyek yang
dapat menghilangkan kekotoran batin. Dalam melaksanakan samadhi benar
selain memiliki keteguhan hati juga harus memiliki usaha benar,
perhatian benar dan meditasi benar. Samma Samadhi atau meditasi benar
dibagi menjadi dua yaitu
a. Samatha Bhavana
b. Vipassana Bhavana
SAMATHA BHAVANA
Samatha
Bhavana adalah meditasi yang bertujuan untuk memperoleh ketenangan
batin, Samatha bhavana memiliki obyek sebanyak 40 macam. Kita dapat
memilih salah satu di antara 40 obyek tersebut. Obyek yang sering
dipakai adalah perenungan terhadap keluar masuknya nafas (anapanasati
Bhavana), pengembangan cinta kasih (metta Bhavana), perenungan terhadap
tubuh jasmani (kayagatasati) dan lain-lain.
Dengan melaksanakan
Samatha Bhavana, kekotoran bathin tidak dapat dilenyapkan secara
menyeluruh, kekotoran batin hanya dapat diendapkan. Dengan demikian,
Samatha Bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsenterasi yang
disebut Jhana, dan mendapatkan berbagai kekuatan batin yang disebut
abinna.
Syarat untuk melaksanakan meditasi antara lain :
a. memiliki tekad yang kuat dan sehat jasmani, rohani
b. memiliki kemoralan (Sila) yang baik
c. tempat yang tenang dan waktu yang baik
d. adanya guru pembimbing dan teman yang baik (Kalyana Mitta)
e. sikap tubuh yang baik
f. memilih obyek sesuai carita (watak)
Usaha benar dalam praktek meditasi meliputi:
a. tidak membangkitkan pikiran-pikiran buruk yang belum muncul
b. melenyapkan pikiran-pikiran buruk yang belum muncul
c. memunculkan pikiran-pikiran baik yang belum muncul
d. mengembangkan pikiran-pikiran baik yang telah muncul
Tempat melaksanakan meditasi
Orang
yang baru belajar meditasi sebaiknya mencari tempat yang cocok untuk
meditasi. Tempat yang sunyi dan tenang, bebas dari ganguan orang-orang
disekitar, bebas dari gangguan nyamuk. Untuk tahap permulaan, hendaknya
orang berlatih di tempat yang sama, jangan pindah-pindah tempat. Vihara
atau cetiya adalah tempat yang sangat baik untuk meditasi.
Waktu meditasi
Waktu
yang baik untuk bermeditasi adalah pagi hari antara pukul 04.00 sampai
07.00 dan malam hari antara pukul 17.00 sampai 22.00. Meditasi sebaiknya
dilakukan setiap hari dengan waktu yang sama secara teratur. Jika waktu
untuk meditasi telah ditentukan, usahakan setiap saat bermeditasi tepat
pada waktu yang kita pilih. Lama bermeditasi bagi siswa baru hendaknya
bermeditasi sekurang-kurangnya 15 menit, kemudian berangsur-angsur
ditambah.
Sikap badan
Sikap meditasi yang dapat dipilih
adalah duduk, berdiri, berjalan dan berbaring. Sikap dalam bermeditasi
ini disebut Iriyapatha. Sebelum melaksanakan meditasi, sebaiknya meminta
petunjuk atau nasehat dari guru meditasi yang berpengalaman. Pada saat
hendak bermeditasi, sebaiknya membaca paritta suci terlebih dahulu.
Kalyana mitta dalam meditasi adalah guru yang menjadi pembimbing dalam meditasi.
Samma
Samadhi dalam agama Buddha ada dua macam yaitu: Samatha bhavana dan
Vipassana bhavana, Samatha bhavana meditasi untuk ketenangan batin dan
vipassana bhavana meditasi untuk pandangan terang.
Obyek meditasi
Dalam
samataha bhavana terdapat 40 macam obyek meditasi. Obyek meditasi ini
dapat dipilih salah satu yang cocok dengan sifat atau pribadi seseorang.
Pemilihan obyek sebaiknya dilakukan dengan bantuan seorang guru
meditasi. Keempat puluh macam obyek meditasi itu adalah:
a. Sepuluh kasina (sepuluh wujud benda)
b. Sepuluh asubha (sepuluh wujud kekotoran atau perenungan terhadap mayat-mayat menjijikan.
c. Sepuluh anusati (sepuluh macam perenungan)
d. Empat Appamana keadaan tidak terbatas.
e. Aharapatikulasanna perenungan terhadap makanan yang menjijikan
f. Catudhatuvavatthana analisa terhadap unsur badan jasmani
g. Empat Arupa empat perenungan tanpa materi
Sifat-sifat menusia
Carita
berarti sifat, perangai, watak atau prilaku. Buddha membagi manusia
biasa (yang belum mencapai kesucian) menjadi enam kelompok yaitu:
1. Raga carita orang yang memiliki lobha yang kuat obyek yang sesuai renungan pada kekotoran jasmani
2. Dosa carita orang yang memiliki sifat kebencian yang kuat obyek yang sesuai adalah empat apamana (brahma vihara)
3. Moha carita orang yang bodoh obyek yang sesuai yaitu anapanasati (pernapasan)
4.
Saddha carita orang yang memiliki keyakinan yang kuat obyek yang sesuai
perenunga terhadap Buddha, Dhamma, Sangha , Sila, caganussati dan
devanussati
5. Buddhi carita orang yang pandai, cerdas obyek yang sesuai marananusati,
6. Vitakka carita orang yang banyak pikiran (gampang berubah-ubah) obyek yang sesuai adalah anapanasati
Gangguan dalam Samatha Bhavana (Meditasi ketenangan)
Ada dua macam gangguan yang sering muncul dalam latihan meditasi yaitu :
1.
Palibodha, adalah ganguan yang bersifat fisik, yang muncul pada saat
persiapan untuk bermeditasi atau sebelum pikiran terpusat, terdapat 10
yaitu:
a. Avasa tempat tinggal
b. Kula pembantu
c. Labha keuntungan
d. Gana murid
e. Kamma pekerjaan
f. Addhana perjalanan
g. Nati orang tua , sanak keluarga
h. Abhada penyakit
i. Gantha pelajaran
j. Iddhi kekuatan gaib
2.
Nivarana adalah gangguan yang bersifat batiniah yaitu rintangan atau
kekotoran batin yang menghalangi pikiran untuk mencapai pemusatan
pikiran. Rintangan ini berasal dari dalam diri kita sendiri.
Macam-macam nivarana :
a. Thinamiddha : Kelambanan dan kemalasan
b. Uddhaccakukkuca : Kekacauan dan kekhawatiran
c. Vicikiccha : keragu-raguan dan ketidakpastian
d. Kammacchanda : keinginan untu memuaskan nafsu indera
e. Byapada : ingin menyakiti orang kain, tidak senang, benci, dll.
Nivarana
dapat diatasi dengan pencapaian Jhana-Jhana, dengan munculnya Jhana
Nivarana dapat diendapkan. Saat dalam kondisi pemusatan pikiran yang
kuat Nivarana tidak akan muncul.
JHANA
Jhana adalah pikiran yang terpusat kuat pada obyek meditasi
Ada
dua macam jhana yaitu jhana yang diperoleh dengan obyek yang berbentuk
(misanya: obyek lilin, cahaya, air, tanah, dll) dan jhana yang diperoleh
dengan obyek tanpa bentuk. (misal : ruangan, kesadaran, kekosongan )
Jhana yang diperoleh dengan obyek bentuk disebut Rupa Jhana
Jhana yang diperoleh dengan obyek tanpa bentuk disebut Arupa Jhana.
Unsur-unsur Jhana meliputi :
a. Vitakka : usaha menangkap obyek
b. Vicara : usaha mempertahankan obyek
c. Piti : kegiuran/kenikmatan pada obyek
d. Sukha : kebahagiaan untuk mengarahkan pikiran pada pemusatan pikiran
e. Ekagata : pikiran terpusat
f. Upekkha : keseimbangan batin yang hanya muncul bersama dengan Ekagata pada Jhana tingkat ke - IV
ABHINNA
Abhinna
adalah kemampuan batin luar biasa yang dilakukan oleh mereka yang
berhasil dalam meditasi pada kehidupan sekarang maupun pada kehidupan
lampau. Abhinna akan muncul bila telah mencapai jhana tingkat ke 4.
terdapat 2 macam abhinna yaitu :
1. Lokiya Abhinna artinya kekuatan batin bersifat duniawi
2. Lokutara abhinna artinya kekuatan batin diatas duniawi
Lokiya abhinna
a. Kemampuan batin fisik (Iddhividhi); seorang menjadi banyak, menembus tembok, terbang, dll
b. Telinga Deva (Dibbasota); mendengar suara manusia dan dewa, bisa mendengar suara dari tempat yang sangat jauh
c. Membaca pikiran (Cetopariya nyana); mengetahui pikiran makhluk lain,
d. Mengingat kembali kehidupan yang lampau (Pubbenivasanussatinana); bisa satu kelahiran, 2, 5, 10, dst.
e. Mata deva (Dibbacakkhu nyana), juga disebut Cutupapatanana. Pengetahuan tentang meninggal dan lahirnya makhluk-makhluk.
Lokutara abhinna
f. Pelenyapan kekotoran batin (Asavakkhayanana) ; dimiliki oleh seorang Arahat, Pacceka Buddha atau Samma Sambuddha.
Manfaat dan bahaya memiliki abhinna
Seseorang yang memiliki Abhinna dapat dimanfaatkan, antara lain :
a. menolong orang lain yang memerlukan bantuan (Iddhividhi)
b. mendapatkan informasi yang cepat (dibbasota)
c. dapat menjawab kebenaran dari suatu kitab suci (Pubbenivasanussatinana)
d. membantu memecahkan persolan orang lain (cetopiyanana)
e. Meleyapkan semua kekotoran batin (asavakhanyana
Jika
Abhinna tidak dilandasi dengan Sila (kemoralan) yang baik akan dapat
menjerumuskan pemiliknya sendiri, yang akan dapat menimbulkan pemuasan
nafsu Indera.
Orang yang memiliki abhinna sering dikenal sebagai
orang sakti, orang sakti belum tentu suci, atau sebaliknya orang suci
belum tentu sakti, tetapi kadang kala orang suci sekali gus sakti.
VIPASSANA BHAVANA
Vipassana
artinya melihat ke dalam, kebijaksanaan, pandangan terang, dalam
kaitannya dengan meditasi dikenal dengan meditasi Pandangan Terang.
Tujuan
Vipassana Bhavana adalah untuk memiliki pandangan terang agar dapat
melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Dengan pandangan terang
semua kekotoran batin akan dapat dilenyapkan yang berarti mencapai
Penerangan Agung (Bodhi), ia mencapai kesucian batin atau nibbana.
Obyek
yang digunakan dalam Vipassana Bhavana adalah tubuh jasmani dan rohani
kita sendiri. Obyeknya bukan di luar diri kita tetapi ada di dalam diri
sendiri. Obyek Vipassana biasa disebut Panca Khanda (lima kelompok
kehidupan) atau 4 Satipatthana yaitu perhatian cermat terhadap :
1) badan jasmani,
2) perasaan,
3) pikiran dan
4) Dhamma
Waktu
Meditasi Vipassana yang tepat adalah bila jasmani kita segar, semua
pekerjaan telah selesai, gangguan fisik tidak ada. Jadi waktu yang tepat
tergantung pada kondisi yang bersangkutan.. Bagi pemula perlu sekali
bantuan dari Guru (Kalyana Mitta) dan buku pedoman vipassana sebagai
pegangan.
Rintangan batin yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesucian disebut Samyojana.
Terdapat 10 macam Samyojana yaitu :
1. Pandangan keliru adanya aku atau jiwa yang kekal (sakkayaditthi)
2. Keragu-raguan (vicikiccha)
3. Kepercayaan pada upacara-upacara (silabbataparamasa)
4. Keinginan nafsu (Kamaraga)
5. Mudah tersinggung (Patigha)
6. Kegembiraan dalam bentuk-bentuk (Ruparaga)
7. Kegembiraan dalam meditasi tidak berbentuk (Aruparaga)
8. Kesombongan (Mana)
9. Kegelisahan (Uddhacca)
10. Ketidaktahuan (avijja)
ARIYA PUGGALA
Ariya
Puggala adalah makhluk suci yaitu: siapa saja yang telah berhasil
menghacurkan 10 belenggu batin (Samyojana). Terdapat empat macam makhluk
suci dalam agama Buddha yaitu:
a. Sotapana (pemasuk arus
nibbana): telah melenyapkan tiga belenggu pertama, ia tidak akan lahir
lebih dari 7 kali sebelum pencapaian penerangan sempurna.
b.
Sakadagami : telah melenyapkan tiga belenggu pertama dan juga melemahkan
belenggu Kamaraga dan Pathiga (belenggu no. 4 dan 5). Hanya akan lahir
sekali lagi
c. Anagami : melenyapkan 5 belenggu pertama. Tidak akan
lahir kembali di alam manusia, ia akan lahir di alam Suddhavassa dan
akan mencapai kesempurnaan disana.
d. Arahat : melenyapkan semua belenggu, tidak ada kelahiran lagi baginya dalam suatu alam kehidupan manapun.
MANFAAT MEDITASI
Bhavana atau meditasi yang benar akan memberikan faedah bagi orang yang melaksanakan, faedah yang kita dapat antara lain:
1. Membebaskan ketegangan pikiran akibat kesibukan sehari-hari
2. Menimbulkan keberanian menghadapi persoalan-persoalan rumit yang sulit dihadapi.
3. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa akan menolong dia untuk menimbulkan dan menguatkan daya ingat.
4. Mengatasi kelamahan-kelamahan dalam diri sendiri, misalnya rasa putus asa, kemarahan, kebencian, iri hati dan sifat angkuh.
5. Menimbulkan pengertian terhadap pandangan hidup yang benar
NIBBANA
A. Pengertian Nibbana
Nibbana
dari bahasa pali, Nirwana dari bahasa Sangsekerta. Nibbana berasal dari
kata Nir artinya padam vana dari akar kata va artinya meniup. Jadi
Nirwana artinya meniup padam, apakah yang ditiup padam tidak lain adalah
tanha (keinginan nafsu) atau asavakaya (kekotoran batin)
Nibbana
merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh seorang umat Buddha.
Nibbana merupakan suatu kondisi, bukan suatu tempat dimana sudah tidak
ada lagi kelahiran dan kematian. Nibbana dapat dicapai dalam kehidupan
sekarang, tidak menunggu setelah mati. Seseorang yang telah menjadi
Arahat berarti telah mencapai Nibbana. Nibbana bukan untuk diceritakan
tetapi untuk dialami sediri, karena sangat sulit untuk dipahami bagi
orang yang belum merasakannya. Seperti seseorang kesulitan untuk
menceritakan bagimana rasa manis keada orang lain kecuali orang itu
merasakan rasa manis tersebut.
B. Dua macam Nibbana
Ada dua jenis Nibbana yaitu :
a. Saupadisesa Nibbana yaitu Nibbana yang dicapai saat jasmani masih berfungsi dengan baik
b. Anupadisesa Nibbana yaitu Nibbana yang dicapai bersamaan dengan saat kematian.
Untuk
mencapai Nibbana seseorang harus melaksanakan meditasi Vipassana
Bhavana, dengan usaha sendiri karena hanya dengan Vipassana Bhavana
kekotoran batin dapat diatasi. Kalau seseorang telah mencapai Nibbana
maka tidak akan ada lagi kelahiran, usia tua dan kematian. Nibbana tidak
sama dengan surga, Nibbana bukan tempat, sulit untuk digambarkan, hanya
bagi mereka yang telah mengalami yang mengetahui keadaan Nibbana yang
sesungguhnya.
Meditasi Benar (samma samadhi) untuk mencapai
Nibbana harus dilandasi dengan Sila (kemoralan yang kuat) sehingga akan
menembus Panna (kebijaksanaan) yaitu dapat mengetahui hidup dan
kehidupan sebagaimana adanya bahwa kehidupan ini adalah selalu berubah
(Anicca), karena selalu berubah maka menimbulkan Dukkha (penderitaan)
dan segala sesuatu yang terbentuk di alam semesta ini tidak memiliki
inti yang kekal (anatta).
c. Jalan untuk merealisakikan Nibbana
Satu-satunya
jalan untuk mencapai nibbana adalah jalan mulia berunsur delapan
(atthagika magga atau jalan tengah (majjihimapatipada)
Nibbana adalah kedamaian tertinggi
Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi
Nibbana adalah akhir dari semua derita
Nibbana adalah kebebasan sejati
Nibbana adalah akhir dari kelahiran dan kematian
SURGA
C. 31 ALAM KEHIDUPAN
Menurut agama Buddha terdapat 31 alam kehidupan yang dikelompokan dalam tiga golongan yaitu:
1. kama loka (alam nafsu) 11 alam
2. Rupa loka (alam berbentuk) 16 alam
3. Arupa loka (alam tanpa materi) 4 Alam
Kama loka 11
a. kamadugati bhumi 4 (empat keadaan yang menyedihkan (apaya)
1. Niraya (neraka)
2. Tiracchana Yoni (alam binatang)
3. Peta loka (alam hantu kelaparan)
4. Asura (alam raksasa, jin, iblis)
b. Kamasugati bhumi 7 (alam yang nafsu yang menyenangkan)
5. manussa loka (alam manusia)
6. Sorga catumaharajika (alam 4 raja dewa)
7. Sorga Tavatimsa (alam 33 dewa)
8. Sorga Yama ( alam dewa Yama)
9. Sorga Tusita (alam kenikmatan)
10. Sorga Nimmanarati (alam dewa yang menikmati ciptaanya)
11. Sorga Parinimita vasavatti (alam dewa yang membantu menyempurnakan ciptaan dari dewa-dewa lainnya)
Rupa loka 16
12. Parisajja Brahma ( alam pengikut brahma)
13. Purohita Brahma (alam mentrinya brahma)
14. Maha Brahma (alam brahma yang besar)
15. Parittabha Deva (alam para brahma yang bercahaya)
16. Appamanabha Deva (alam brahma yang tak terbatas cahayanya)
17. Abhassara Deva (alam para brahma yang gemerlapan cahayanya)
18. Parittasubha Deva ( alam para brahma yang kura auranya)
19. Appamanasubha Deva (alam para brahma yang tak terbatas auranya)
20. Subhakinna Deva (alam para brahma yang auranya penuh dan tetap)
21. Vehapphala Deva (Para brahma yang besar pahalanya)
22. Asannasatta (Para brahma yang tidak punya kesadaran)
23. Aviha Deva (para brahma yang tidak bergerak)
24. Atappa Deva para brahmana yang suci)
25. Sudassa Deva (para brahma yang indah)
26. Sudassi Deva (para brahma yang berpandangan terang)
27. Akanittha Deva (para brahma yang luhur)
Arupa loka (alam tidak berbentuk)
28. Akasannacayatanupaga Deva ( keadaan dari konsepsi ruang yang tanpa batas)
29. Vinnanancayatanupaga Deva (keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas)
30. Akincannayatanupaga Deva ( keadaan dari konsepsi kekosongan)
31. Nevasannanasannayatanupaga Deva (keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan)
Seseorang
sebelum mencapai kesucian setelah meninggal akan terlahir kembali di
salah satu dari tiga puluh satu alam kehidupan, jika perbuatannya baik
maka ia akan dilahirkan di salah satu alam yang bahagia, jika
perbuatannya tidak baik akan dilahirkan di salah satu alam penderitaan,
tetapi kehidupan tersebut juga tidak kekal setelah karmanya habis untuk
lahir di alam tersebut akan terlahir lagi di salah satu dari tigapuluh
satu alam, sampai mencapai nibbana, Jadi alam Surga berbeda dengan
nibbana, Surga menurut ajaran agama Buddha adalah suatu tempat yang
menyenangkan tetapi tidak kekal. Sebaliknya nibbana adalah kekal.
Terlahir
dialam neraka kebanyakan disebabkan karena kebencian, terlahir dialam
binatang kebanyakan di sebabkan oleh keserakahan, di alam dewa banyak
makhluk suci, tetapi tidak ada sangha dan belajar Tipitaka, tanda-tanda
kelapukan dewa rangkaian bunga milikna layu, pikirannya menjadi kotor,
keringat keluar dari ketiaknya, kecemerlangan tubuhnya memudar, tidak
lagi gembira di singgasananya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar