UPACARA PEMBERIAN NAMA
A. Upacara Pemberian Nama
Pada hari
kelima Setelah kelahiran Bodhisatva, Raja Suddhodana menyelenggarakan
upacara pemberian nama di istana, ia mengundang seratus delapan orang
brahmana terpelajar untuk hadir dalam upacara itu. Tempat duduk yang
nyaman dipersiapkan bagi para brahmana, dan raja pun menghidangkan
beraneka makanan lezat bagi mereka.
Diantara para prahmana tersebut,
terdapat delapan orang yang terkemuka, yaitu: Rama, Dhaja, Lakkhana,
Manti, Yanna, Subhoja, Suyama, dan Sudatta. Raja meminta mereka untuk
meramalkan tanda-tanda yang terdapat pada tubuh pangeran bayi. Setelah
melakukan pemeriksaan, tujuh diantara para brahmana mengangkat dua jari
dan berkata. “Oh Raja Agung, kami melihat ada dua kemungkinan yang bisa
terjadi pada putra anda. Jika ia memilih untuk berumah tangga, Ia akan
menjadi adiraja dunia; Jika ia meninggalkan keduniawian dan menjadi
pertapa, ia akan menjadi Buddha.”Namun brahmana yang paling muda dan
paling bijaksana Yanna yang juga dikenal dengan nama Kondanna mengangkat
hanya satu jari dan dengan tegas meramalkan. “Hanya ada satu
kemungkinan, Pangeran akan meninggalkan kehidupan duniawi dan pasti akan
menjadi Buddha. Raja Suddhodana sendiri menginginkan Pangeran Sidharta
menjadi seorang Raja.
Ramalan atas tanda-tanda jasmani tersebut
diterima oleh para brahmana lainnya. Lalu para brahmana terpelajar
tersebut juga memberi tahukan raja bahwa sang pangeran akan meninggalkan
kehidupan duniawi dan menjadi pertapa setelah melihat ke empat
penampakan.yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati dan pertapa.
Setelah meramalkan bahwa sang pangeran akan mencapai kebuddhaan, para
brahmana memberiNya nama “Siddharta.” Yang berarti tercapai segala
cita-citanya. Ini sebagai petanda bahwa ia akan berhasil memenuhi tugas
demi kesejahteraan seluruh dunia. Karena keluarganya adalah Gotama, Ia
juga dipanggil Sidharta Gotama
B. Wafatnya Ratu Maya
Tujuh
hari setelah Pangeran Sidharta dilahirkan, Ratu Maha Maya meninggal
dunia dan terlahir di Surga Tusita sebagai dewa bernama Mayadevaputta.
Raja Suddhodhana menyerahkan perawatan Pangeran Sidharta kepada Puri
Prajapati adik Ratu Maya yang juga dinikahinya. Dari pernikahan ini
lahir seorang putra bernama Nanda dan seorang puteri bernama Rupananda.
C. Asal Usul Pangeran Sidharta
Orang
tua Pangeran Sidharta bernama Raja Sudhodana yang memerintah di
Kerajaan Sakya dengan ibu kotanya bernama Kapilavatthu. Disebut demikian
karena di daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon Sakkha dan didekat
tempat tersebut dihuni oleh seorang pertapa bernama Kapila. Ibu Pangeran
Sidharta bernama Dewi Maha Maya putri Raja Arijana dari kerajaan
Devadhaha.
Latihan Soal
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Dewi Maha Maya wafat dan terlahir di ….
a. Surga Tavatimsa c. Alam Dewa
b. Surga Tusita d. Alam Brahma
2. Adik tiri Pangeran Sidharta bernama ….
a. Nanda dan Rupa Nanda c. Dewadatta dan Vessakha
b. Nanda dan Vessakha d. Ananda dan Rupa Nanda
3. Pangeran Sidharta berasal dari kerajaan ….
a. Malla c. Sakya
b. Kolia d. Buli
4. Ayah Pangeran Sidharta bernama ….
a. Raja Suddhodana c. Raja Amitodhana
b. Raja Ganithodana d. Raja Dhotodana
5. Setelah Dewi Maya wafat, Pangeran Sidharta diasuh oleh ibu tirinya yang bernama ….
a. Amita c. Prajapati
b. Rupa Nanda d. Yasodhara
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Sidharta artinya ….
2. Brahmana yang hadir saat upacara pemberian nama Pangeran Sidharta berjumlah…….
3. Dewi Maya wafat saat Pangeran Sidhharta berusia….
4. Brahmana yang meramal Pangeran Sidharta pasti menjadi Buddha adalah……
5. Upacara pemberian nama terjadi saat Pangeran Sidharta berusia………………
BODHISATVA
Pangeran
Sidharta seorang Bodhisatva, Bodhisatva artinya calon Buddha, ia
mempunyai dua sifat mulia maha metta dan maha karuna, Metta artinya
cinta kasih, cintakasih kepada semua makhluk, Karuna artinya kasih
sayang, menolong makhluk yang menderita kita harus meniru Sifat-sifat
pangeran Sidharta
Latihan soal
1. Pangeran Sidharta seorang………..
2. Metta artinya…………………….
3. Karuna artinya……………………
4. Bodhisatva…………………… makhluk yang menerita
5. Bodhisatva mempunyai……………….. sifat mulia
PENGORBANAN BODHISATVA
Bodhisatva
adalah calon Buddha, seorang Bodhisatva selalu rela berkorban,
berkorban untuk kebahagiaan semua makhluk agar semua makhluk berbahagia.
Seorang Bodhisatva rela mengorbankan hidupnya, Bodhisatva Sidharta
Gautama seorang putra raja. Ayahnya bernama Raja Sudhodana ibunya
bernama Dewi Maha Maya.
Sidharta Gautama sebagai seorang
Bodhisatva ia rela meninggalkan anak, istrinya termasuk juga keluarga
dan kerajaannya demi kebahagian semua makhluk. Pada kehidupan yang lalu
Bodhisatva Sidharta Gautama pernah terlahir sebagi seekor kelinci ia
rela mengorbankan anggota tubuhnya. Itulah pengorbanan seorang
Bodhisatva yang luhur dan maha mulia. kita bisa meniru pengorbanan
Bodhisatva rela membantu dan berdana.
Berdana kepada orang yang
menderita, juga kepada orang yang kesusahan kalau kita sudah dewasa kita
dapat donor darah dan donor mata. Agar kita dapat hidup bahagia kita
harus mencontoh Bodhisatva Sidharta Gautama, melatih berdana dengan
iklas dan rela membantu kawan yang menderita.
Latihan soal
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Orang yang kesusahan harus di………..
2. Berdana pada orang yang……………….
3. Bila sudah dewasa kita bisa donor…………….
4. Bodhisatva berkorban untuk …………………. semua makhluk
5. Bodhisatva sidharta adalah anak seorang…………………
SAHABAT SEJATI
Sahabat
sejati adalah sahabat yang saling setia. Selalu siap menolong, menolong
sahabat harus tulus, Apakah kamu punya sahabat? Ya, pasti kamu punya
sahabat. Marilah menjadi sahabat sejati bagi sahabat kita.
Jika sahabat kita sedang sedih, kita segera menghiburnya. Jika sahabat kita sedang sulit, kita segera menolongnya.
Misalnya
sahabat kita kehilangan pensil, dia tidak bisa menulis. Apa yang kita
lakukan ? Tentu kita akan meminjamkannya pensil kepadanya. Nah, itulah
contoh sahabat sejati
SI BUTA DAN SI BUNTUNG
Pada
suatu ketika hiduplah dua orang sahabat. Yang satu buta dan yang satu
bunting. Mereka tinggal dalam sebuah rumah. Suatu hari terjadi kebakaran
di dalam rumah tersebut. Keduanya ketakutan. Si buta tidak mengetahui
arah pintu keluar. Si bunting tidak dapat berjalan. Akhirnya mereka
memutuskan untuk saling enolong Si buta menggendong si bunting. Si
bunting menunjukkan jalan keluar. Dengan cara ini, jedua sahabat itu
selamat.
CERITA TIGA SAHABAT
(Kurunga Miga Jataka)
Suatu
ketika, Bodhisatva terlahir sebagai seekor rusa, ia mempunyai dua
sahabat : seekor burung pelatuk dan seekor kura-kura. Mereka adalah tiga
sahabat yang selalu dalam suka dan duka. Suatu hari, seorang pemburu
memasang jerat dipinggir telaga tempat mereka bermain bersama. Jerat itu
mengenai sang rusa kuat sekali. Ia tidak dapat melepaskan diri,
sementara itu kura-kura menolong memutuskan tali jerat dengan
gigi-giginya.
Burung pelatuk menyambar si pemburu ketika keluar
dari rumahnya. Si pemburu menganggap, ada pertanda buruk sehingga
mengurungkan niatnya untuk menengok jerat yang dipasangnya. Selang
beberapa waktu, pemburu lewat pintu belakang burung platuk menyambar
lagi, tetapi pemburu itu tetap pergi. Burung pelatuk terbang menemui
teman-teman dan berkata cepatlah, pemburu itu telah datang untunglah
jerat itu sudah putus.
Tetapi kura-kura tak dapat pergi ia
kecapaian dan kelelahan, Pemburu menengkap kura-kura itu dimasukkan ke
dalam keranjang dan digantung pada sebatang pohon. Sang rusa
memperlihatkan dirinya agar dikejar si pemburu si pemburu mengira sang
rusa tidak bertenaga lagi. Ia menghunus pisaunya dan tetap mengejar rusa
menjauh memancingnya memasuki hutan.
Setelah cukup jauh, rusa
berlari secepatnya meninggalkan si pemburu dan memutar ketempat semula
untuk menolong kura-kura melepas keranjang dengan tanduknya. Kini ketiga
sahabat selamat karena rasa kesetiakawanan. Mereka kemudian pindah ke
tempat yang aman. Ketika pemburu datang ia tidak menemukan apa-apa
kecuali keranjang kosong, dengan kesal ia pulang.
Latihan soal
1. Rusa, burung pelatuk dan kura-kura adalah tiga……………
2. Rusa ditolong oleh………………………………..
3. Kura-kura ditolong oleh…………………………
4. Mereka tinggal di tepi……………………………
5. Dengan teman harus saling………………………
ABHINHA JATAKA
(Persahabatan yang akrap)
Dimasa
pemerintahan Raja Brahmadatta di Benares, Sang Bodhisatva dilahirkan
sebagai salah satu menterinya. Pada waktu itu, ada seekor anjing yang
sering pergi ke kandang seekor gajah milik pemerintah, dan memakan sisa
nasi yang jatuh ditempat makan gajah. Karena seringnya si anjing
mengunjungi kandang si gajah untuk mencari sisa-siasa makananya. Maka
keduanya menjadi bersahabat. Si gajah bahkan tidak mau makan apabila si
anjing tidak makan bersamanya. Demikian juga sebaliknya. Si anjing
sering bermain-main dengan berayun-ayun maju mundur dengan belali gajah.
Pada suatu hari, Seorang penduduk membeli anjing tersebut dari kusir
gajah dan membawanya pulang, si gajah yang merasa kehilangan sahabatnya
itu, menolak makan atau minum dan tidak mandi.
Sang Raja diberitahu
mengenai hal ini dan mengirim Bodhisatva (menterinya) untuk mencari tahu
mengapa si gajah berkelakuan demikian. Sesampai di kandang gajah,
Bodhisatva merasa terharu melihat kesedihan gajah itu, dan berpikir, “
ia tidak sakit pada badan jasmaninya, ia pasti mempunyai sahabat yang
akrab, dan merasa kehilangan temanya itu.” Maka ia bertanya kepada
sikusir gajah, apakah si gajah memiliki sahabat akrab,” Ya, tuanku,”
jawab si kusir,” ada sebuah persahabatan yang erat anatar ia dengan
seekor anjing”.
“Dimana anjing itu sekarang?”
“ Seseorang telah membelinya dan membawa pergi”
“ Apakah engkau tahu dimana ia tinggal?”
“ Tidak, tuanku”
Akhirnya
Bodhisatva menemui rajanya dan berkata. Tidak ada masalah dengan gajah
itu, Tuanku, tapi ia sangat akrab dengan seekor anjing, tapi si anjing
telah dibawa pergi oleh seorang penduduk yang membelinya, saya menduga
bahwa si gajah sedang merindukan sahabatnya itu, sehingga menolak untuk
makan,” setelah mengatakan demikian ia lalu mengucapkan sabait sanjak”
Tak
ada sepotongpun yang sanggup ia makan, baik beras maupun rumput. Dan ia
tidak melihat kesenanggan tatkala ia mandi, sekarang alangkah akrabnya
sang anjing dengan gajah.
Karena keduanya teman yang paling sehati di dunia.”
“
Jadi apa yang harus dilakukan sekarang ini?” tanya Sang Raja begitu
mendengar sanjak yang diucapkan Bodhisatva. “Keluarkanlah pengumuman,
Oh, Raja yang mulia, umumkan keseluruh negeri agar siapapun juga yang
telah memberi anjing yang merupakan sahabat karib si gajah,
mengembalikan anjing tersebut kepada temannya dan ia akan diberi
hadiah,” Sang Raja lalau melaksanakan nasehat menterinya itu.
Akhirnya
bertemulah kembali si gajah yang sedang menderita itu dengan sahabatnya
yang tengah dirindukanny. Si gajah mengangkat si anjing dengan
belalainya di atas kepalnya, ia mencucurkan air matanya, dan kemudian
menurunkan si anjiing ke atas tanah, melihat si anjing makan dahulu baru
kemudian memakanmakannya sendiri. Sang Raja sangangat kagum akan
menterinya itu, setelah melihat peristiwa tersebut.
“Bahkan ia dapat mengetahui pikiran binatang,”Ia berkata dan menganugrahi Sang Bmenteri dengan hadiah.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Bodhisatva terlahir sebagai?
2. Mengapa sang gajah bersedih?
3. Siapa kawan akrab sang gajah?
4. Apa yang dikagumi raja kepada Bodhisatva?
5. Mengapa sang menteri dianugrahi banyak hadiah?
KISAH SEEKOR RUSA SARABA
Diisahkan
Bodhisatva lahir kedunia sebagai seekor rusa Saraba ia mempunyai kaki
delapan, enam buah tumbuh pada punggungnya. Ia tinggal di hutan rimba,
ia sangat baik kepada binatang-binatang lain.
Pada suatu hari.
Raja Benares bersama menterinya dan pengawalnya pergi berburu ke hutan
di mana Rusa Saraba tinggal. Mereka berburu sepanjang hari sehingga
banyak mendapat hasil buruan. Karena masing-masing mengejar buruannya,
Raja Benares terpisah dari rombongannya dan tersesat di hutan rimba itu.
Sewaktu
Raja Benares seorang diri di hutan, tiba-tiba ia melihat Rusa Saraba.
Raja segera mengejarnya, namun rusa itu bukan rusa biasa, larinya
kencang sekali sehingga raja tidak mampu mengejarnya. Sewaktu mereka
kejar-kejaran, tiba-tiba di suatu tikungan terdapat suatu lubang besar
dan dalam. Dengan mudah Rusa Saraba dapat melompatinya. Namun kuda yang
ditumpangi Raja itu terkejut dan tiba-tiba terhenti. Karena gerakan kuda
yang tiba-tiba itu. Maka Raja tak dapat menguasai diri dan terlempar ke
dalam dan masuk kedalam lubang yang dalam itu.
Karena dalamnya
lubang itu dan dindingnya tegak lurus, Raja Benares tak dapat keluar,
melihat keadaan itu ia merasa takut dan menjerit-jerit minta
pertolongan. Jeritan Raja Benares terdengar Rusa Saraba, ia tidak merasa
benci atau dendam pada Raja yang ingin membunuhnya itu, tetapi
sebaliknya timbul rasa kaihan pada Raja Benares. Rusa Saraba kemudian
lari kembali ke lubang ia melompat ke dalamnya. Dimintanya Raja naik ke
punggungnya dan dengan susah payah akhirnya Raja keluar lubang itu.
Rusa
Saraba kemudian menunjukan jalan kembali ke istana. Raja Benares sangat
terharu akan keluhuran budi Rusa Saraba dan menawarkan hadiah-hadiah
kepada Rusa saraba namun ditolaknya, Rusa Saraba hanya minta kepada Raja
Benares agar jangan melakukan perburuan lagi di hutan, permintaan itu
di kabulkan oleh Raja.
Rusa Saraba kemudian kembali ke hutan dengan hati yang bahagia dan hidup dengan aman dihutan beserta binatang-binatang lainnya.
Latihan Soal
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Sang Bodhisatva terlahir sebagai ?
2. Kemana Raja Benares beserta mentri dan pengawal-pengawalnya pergi ?
3. Mengapa Raja Benares terharu pada Rusa Saraba?
4. Sifat apa yang dimiliki Rusa Saraba?
5. Apakah permintaan Rusa Saraba kepada Raja ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar