Minggu, 07 April 2013

Kelas 2 SD Semester 1

UPACARA PEMBERIAN NAMA

A. Upacara Pemberian Nama

Pada hari kelima Setelah kelahiran Bodhisatva, Raja Suddhodana menyelenggarakan upacara pemberian nama di istana, ia mengundang seratus delapan orang brahmana terpelajar untuk hadir dalam upacara itu. Tempat duduk yang nyaman dipersiapkan bagi para brahmana, dan raja pun menghidangkan beraneka makanan lezat bagi mereka.

Diantara para prahmana tersebut, terdapat delapan orang yang terkemuka, yaitu: Rama, Dhaja, Lakkhana, Manti, Yanna, Subhoja, Suyama, dan Sudatta. Raja meminta mereka untuk meramalkan tanda-tanda yang terdapat pada tubuh pangeran bayi. Setelah melakukan pemeriksaan, tujuh diantara para brahmana mengangkat dua jari dan berkata. “Oh Raja Agung, kami melihat ada dua kemungkinan yang bisa terjadi pada putra anda. Jika ia memilih untuk berumah tangga, Ia akan menjadi adiraja dunia; Jika ia meninggalkan keduniawian dan menjadi pertapa, ia akan menjadi Buddha.”Namun brahmana yang paling muda dan paling bijaksana Yanna yang juga dikenal dengan nama Kondanna mengangkat hanya satu jari dan dengan tegas meramalkan. “Hanya ada satu kemungkinan, Pangeran akan meninggalkan kehidupan duniawi dan pasti akan menjadi Buddha. Raja Suddhodana sendiri menginginkan Pangeran Sidharta menjadi seorang Raja.
Ramalan atas tanda-tanda jasmani tersebut diterima oleh para brahmana lainnya. Lalu para brahmana terpelajar tersebut juga memberi tahukan raja bahwa sang pangeran akan meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi pertapa setelah melihat ke empat penampakan.yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati dan pertapa. Setelah meramalkan bahwa sang pangeran akan mencapai kebuddhaan, para brahmana memberiNya nama “Siddharta.” Yang berarti tercapai segala cita-citanya. Ini sebagai petanda bahwa ia akan berhasil memenuhi tugas demi kesejahteraan seluruh dunia. Karena keluarganya adalah Gotama, Ia juga dipanggil Sidharta Gotama

B. Wafatnya Ratu Maya

Tujuh hari setelah Pangeran Sidharta dilahirkan, Ratu Maha Maya meninggal dunia dan terlahir di Surga Tusita sebagai dewa bernama Mayadevaputta. Raja Suddhodhana menyerahkan perawatan Pangeran Sidharta kepada Puri Prajapati adik Ratu Maya yang juga dinikahinya. Dari pernikahan ini lahir seorang putra bernama Nanda dan seorang puteri bernama Rupananda.

C. Asal Usul Pangeran Sidharta

Orang tua Pangeran Sidharta bernama Raja Sudhodana yang memerintah di Kerajaan Sakya dengan ibu kotanya bernama Kapilavatthu. Disebut demikian karena di daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon Sakkha dan didekat tempat tersebut dihuni oleh seorang pertapa bernama Kapila. Ibu Pangeran Sidharta bernama Dewi Maha Maya putri Raja Arijana dari kerajaan Devadhaha.

Latihan Soal

Pilihlah jawaban yang benar!

1. Dewi Maha Maya wafat dan terlahir di ….
a. Surga Tavatimsa c. Alam Dewa
b. Surga Tusita d. Alam Brahma
2. Adik tiri Pangeran Sidharta bernama ….
a. Nanda dan Rupa Nanda c. Dewadatta dan Vessakha
b. Nanda dan Vessakha d. Ananda dan Rupa Nanda
3. Pangeran Sidharta berasal dari kerajaan ….
a. Malla c. Sakya
b. Kolia d. Buli
4. Ayah Pangeran Sidharta bernama ….
a. Raja Suddhodana c. Raja Amitodhana
b. Raja Ganithodana d. Raja Dhotodana
5. Setelah Dewi Maya wafat, Pangeran Sidharta diasuh oleh ibu tirinya yang bernama ….
a. Amita c. Prajapati
b. Rupa Nanda d. Yasodhara

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Sidharta artinya ….
2. Brahmana yang hadir saat upacara pemberian nama Pangeran Sidharta berjumlah…….
3. Dewi Maya wafat saat Pangeran Sidhharta berusia….
4. Brahmana yang meramal Pangeran Sidharta pasti menjadi Buddha adalah……
5. Upacara pemberian nama terjadi saat Pangeran Sidharta berusia………………



BODHISATVA

Pangeran Sidharta seorang Bodhisatva, Bodhisatva artinya calon Buddha, ia mempunyai dua sifat mulia maha metta dan maha karuna, Metta artinya cinta kasih, cintakasih kepada semua makhluk, Karuna artinya kasih sayang, menolong makhluk yang menderita kita harus meniru Sifat-sifat pangeran Sidharta



Latihan soal

1. Pangeran Sidharta seorang………..
2. Metta artinya…………………….
3. Karuna artinya……………………
4. Bodhisatva…………………… makhluk yang menerita
5. Bodhisatva mempunyai……………….. sifat mulia


PENGORBANAN BODHISATVA

Bodhisatva adalah calon Buddha, seorang Bodhisatva selalu rela berkorban, berkorban untuk kebahagiaan semua makhluk agar semua makhluk berbahagia. Seorang Bodhisatva rela mengorbankan hidupnya, Bodhisatva Sidharta Gautama seorang putra raja. Ayahnya bernama Raja Sudhodana ibunya bernama Dewi Maha Maya.

Sidharta Gautama sebagai seorang Bodhisatva ia rela meninggalkan anak, istrinya termasuk juga keluarga dan kerajaannya demi kebahagian semua makhluk. Pada kehidupan yang lalu Bodhisatva Sidharta Gautama pernah terlahir sebagi seekor kelinci ia rela mengorbankan anggota tubuhnya. Itulah pengorbanan seorang Bodhisatva yang luhur dan maha mulia. kita bisa meniru pengorbanan Bodhisatva rela membantu dan berdana.

Berdana kepada orang yang menderita, juga kepada orang yang kesusahan kalau kita sudah dewasa kita dapat donor darah dan donor mata. Agar kita dapat hidup bahagia kita harus mencontoh Bodhisatva Sidharta Gautama, melatih berdana dengan iklas dan rela membantu kawan yang menderita.

Latihan soal

Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Orang yang kesusahan harus di………..
2. Berdana pada orang yang……………….
3. Bila sudah dewasa kita bisa donor…………….
4. Bodhisatva berkorban untuk …………………. semua makhluk
5. Bodhisatva sidharta adalah anak seorang…………………



SAHABAT SEJATI

Sahabat sejati adalah sahabat yang saling setia. Selalu siap menolong, menolong sahabat harus tulus, Apakah kamu punya sahabat? Ya, pasti kamu punya sahabat. Marilah menjadi sahabat sejati bagi sahabat kita.
Jika sahabat kita sedang sedih, kita segera menghiburnya. Jika sahabat kita sedang sulit, kita segera menolongnya.
Misalnya sahabat kita kehilangan pensil, dia tidak bisa menulis. Apa yang kita lakukan ? Tentu kita akan meminjamkannya pensil kepadanya. Nah, itulah contoh sahabat sejati


SI BUTA DAN SI BUNTUNG

Pada suatu ketika hiduplah dua orang sahabat. Yang satu buta dan yang satu bunting. Mereka tinggal dalam sebuah rumah. Suatu hari terjadi kebakaran di dalam rumah tersebut. Keduanya ketakutan. Si buta tidak mengetahui arah pintu keluar. Si bunting tidak dapat berjalan. Akhirnya mereka memutuskan untuk saling enolong Si buta menggendong si bunting. Si bunting menunjukkan jalan keluar. Dengan cara ini, jedua sahabat itu selamat.


CERITA TIGA SAHABAT
(Kurunga Miga Jataka)


Suatu ketika, Bodhisatva terlahir sebagai seekor rusa, ia mempunyai dua sahabat : seekor burung pelatuk dan seekor kura-kura. Mereka adalah tiga sahabat yang selalu dalam suka dan duka. Suatu hari, seorang pemburu memasang jerat dipinggir telaga tempat mereka bermain bersama. Jerat itu mengenai sang rusa kuat sekali. Ia tidak dapat melepaskan diri, sementara itu kura-kura menolong memutuskan tali jerat dengan gigi-giginya.

Burung pelatuk menyambar si pemburu ketika keluar dari rumahnya. Si pemburu menganggap, ada pertanda buruk sehingga mengurungkan niatnya untuk menengok jerat yang dipasangnya. Selang beberapa waktu, pemburu lewat pintu belakang burung platuk menyambar lagi, tetapi pemburu itu tetap pergi. Burung pelatuk terbang menemui teman-teman dan berkata cepatlah, pemburu itu telah datang untunglah jerat itu sudah putus.

Tetapi kura-kura tak dapat pergi ia kecapaian dan kelelahan, Pemburu menengkap kura-kura itu dimasukkan ke dalam keranjang dan digantung pada sebatang pohon. Sang rusa memperlihatkan dirinya agar dikejar si pemburu si pemburu mengira sang rusa tidak bertenaga lagi. Ia menghunus pisaunya dan tetap mengejar rusa menjauh memancingnya memasuki hutan.

Setelah cukup jauh, rusa berlari secepatnya meninggalkan si pemburu dan memutar ketempat semula untuk menolong kura-kura melepas keranjang dengan tanduknya. Kini ketiga sahabat selamat karena rasa kesetiakawanan. Mereka kemudian pindah ke tempat yang aman. Ketika pemburu datang ia tidak menemukan apa-apa kecuali keranjang kosong, dengan kesal ia pulang.


Latihan soal

1. Rusa, burung pelatuk dan kura-kura adalah tiga……………
2. Rusa ditolong oleh………………………………..
3. Kura-kura ditolong oleh…………………………
4. Mereka tinggal di tepi……………………………
5. Dengan teman harus saling………………………


ABHINHA JATAKA
(Persahabatan yang akrap)

Dimasa pemerintahan Raja Brahmadatta di Benares, Sang Bodhisatva dilahirkan sebagai salah satu menterinya. Pada waktu itu, ada seekor anjing yang sering pergi ke kandang seekor gajah milik pemerintah, dan memakan sisa nasi yang jatuh ditempat makan gajah. Karena seringnya si anjing mengunjungi kandang si gajah untuk mencari sisa-siasa makananya. Maka keduanya menjadi bersahabat. Si gajah bahkan tidak mau makan apabila si anjing tidak makan bersamanya. Demikian juga sebaliknya. Si anjing sering bermain-main dengan berayun-ayun maju mundur dengan belali gajah. Pada suatu hari, Seorang penduduk membeli anjing tersebut dari kusir gajah dan membawanya pulang, si gajah yang merasa kehilangan sahabatnya itu, menolak makan atau minum dan tidak mandi.
Sang Raja diberitahu mengenai hal ini dan mengirim Bodhisatva (menterinya) untuk mencari tahu mengapa si gajah berkelakuan demikian. Sesampai di kandang gajah, Bodhisatva merasa terharu melihat kesedihan gajah itu, dan berpikir, “ ia tidak sakit pada badan jasmaninya, ia pasti mempunyai sahabat yang akrab, dan merasa kehilangan temanya itu.” Maka ia bertanya kepada sikusir gajah, apakah si gajah memiliki sahabat akrab,” Ya, tuanku,” jawab si kusir,” ada sebuah persahabatan yang erat anatar ia dengan seekor anjing”.
“Dimana anjing itu sekarang?”
“ Seseorang telah membelinya dan membawa pergi”
“ Apakah engkau tahu dimana ia tinggal?”
“ Tidak, tuanku”
Akhirnya Bodhisatva menemui rajanya dan berkata. Tidak ada masalah dengan gajah itu, Tuanku, tapi ia sangat akrab dengan seekor anjing, tapi si anjing telah dibawa pergi oleh seorang penduduk yang membelinya, saya menduga bahwa si gajah sedang merindukan sahabatnya itu, sehingga menolak untuk makan,” setelah mengatakan demikian ia lalu mengucapkan sabait sanjak”
Tak ada sepotongpun yang sanggup ia makan, baik beras maupun rumput. Dan ia tidak melihat kesenanggan tatkala ia mandi, sekarang alangkah akrabnya sang anjing dengan gajah.
Karena keduanya teman yang paling sehati di dunia.”
“ Jadi apa yang harus dilakukan sekarang ini?” tanya Sang Raja begitu mendengar sanjak yang diucapkan Bodhisatva. “Keluarkanlah pengumuman, Oh, Raja yang mulia, umumkan keseluruh negeri agar siapapun juga yang telah memberi anjing yang merupakan sahabat karib si gajah, mengembalikan anjing tersebut kepada temannya dan ia akan diberi hadiah,” Sang Raja lalau melaksanakan nasehat menterinya itu.
Akhirnya bertemulah kembali si gajah yang sedang menderita itu dengan sahabatnya yang tengah dirindukanny. Si gajah mengangkat si anjing dengan belalainya di atas kepalnya, ia mencucurkan air matanya, dan kemudian menurunkan si anjiing ke atas tanah, melihat si anjing makan dahulu baru kemudian memakanmakannya sendiri. Sang Raja sangangat kagum akan menterinya itu, setelah melihat peristiwa tersebut.
“Bahkan ia dapat mengetahui pikiran binatang,”Ia berkata dan menganugrahi Sang Bmenteri dengan hadiah.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Bodhisatva terlahir sebagai?
2. Mengapa sang gajah bersedih?
3. Siapa kawan akrab sang gajah?
4. Apa yang dikagumi raja kepada Bodhisatva?
5. Mengapa sang menteri dianugrahi banyak hadiah?



KISAH SEEKOR RUSA SARABA

Diisahkan Bodhisatva lahir kedunia sebagai seekor rusa Saraba ia mempunyai kaki delapan, enam buah tumbuh pada punggungnya. Ia tinggal di hutan rimba, ia sangat baik kepada binatang-binatang lain.

Pada suatu hari. Raja Benares bersama menterinya dan pengawalnya pergi berburu ke hutan di mana Rusa Saraba tinggal. Mereka berburu sepanjang hari sehingga banyak mendapat hasil buruan. Karena masing-masing mengejar buruannya, Raja Benares terpisah dari rombongannya dan tersesat di hutan rimba itu.

Sewaktu Raja Benares seorang diri di hutan, tiba-tiba ia melihat Rusa Saraba. Raja segera mengejarnya, namun rusa itu bukan rusa biasa, larinya kencang sekali sehingga raja tidak mampu mengejarnya. Sewaktu mereka kejar-kejaran, tiba-tiba di suatu tikungan terdapat suatu lubang besar dan dalam. Dengan mudah Rusa Saraba dapat melompatinya. Namun kuda yang ditumpangi Raja itu terkejut dan tiba-tiba terhenti. Karena gerakan kuda yang tiba-tiba itu. Maka Raja tak dapat menguasai diri dan terlempar ke dalam dan masuk kedalam lubang yang dalam itu.

Karena dalamnya lubang itu dan dindingnya tegak lurus, Raja Benares tak dapat keluar, melihat keadaan itu ia merasa takut dan menjerit-jerit minta pertolongan. Jeritan Raja Benares terdengar Rusa Saraba, ia tidak merasa benci atau dendam pada Raja yang ingin membunuhnya itu, tetapi sebaliknya timbul rasa kaihan pada Raja Benares. Rusa Saraba kemudian lari kembali ke lubang ia melompat ke dalamnya. Dimintanya Raja naik ke punggungnya dan dengan susah payah akhirnya Raja keluar lubang itu.

Rusa Saraba kemudian menunjukan jalan kembali ke istana. Raja Benares sangat terharu akan keluhuran budi Rusa Saraba dan menawarkan hadiah-hadiah kepada Rusa saraba namun ditolaknya, Rusa Saraba hanya minta kepada Raja Benares agar jangan melakukan perburuan lagi di hutan, permintaan itu di kabulkan oleh Raja.

Rusa Saraba kemudian kembali ke hutan dengan hati yang bahagia dan hidup dengan aman dihutan beserta binatang-binatang lainnya.

Latihan Soal

Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

1. Sang Bodhisatva terlahir sebagai ?
2. Kemana Raja Benares beserta mentri dan pengawal-pengawalnya pergi ?
3. Mengapa Raja Benares terharu pada Rusa Saraba?
4. Sifat apa yang dimiliki Rusa Saraba?
5. Apakah permintaan Rusa Saraba kepada Raja ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar