PERAYAAN MEMBAJAK SAWAH
Pada masa itu, rakyat India menyadari
bahwa kebutuhan hidup mereka berasal dari bumi. Sebab itu, rakyat
berpandangan bahwa bercocok tanam menghasilkan bahan pangan adalah
pekerjaan yang sangat penting, sangat bermanfaat baik bagi diri sendiri
ataupun negara.
Oleh karena itu, lahirlah sebuah adat istiadat yang
mengharuskan raja dan para menteri untuk berperan serta dalam upacara
Raja membajak Sawah yang dilakukan di tanah pertanian saat menjelang
musim tanam. Hal ini dilakukan sebagi suri tauladan bagi rakyat untuk
menunjukan bahwa bercocok tanam bukanlah pekerjaan hina, melainkan
pekerjaan yang amat mulia.
Di Kapilavatthu, akhir musim panas adalah
awal dimulainya musim bercocok tanam. Raja Suddhodana beserta para
menteri berangkat ke luar kota untuk menghadiri upacara festifal Raja
membajak Sawah. Segenap penduduk kota datang melihat Raja membajak
Sawah, serta menikmati pesta perayaan yang meriah dengan hidangan yang
nikmat. Pada hari itu, Raja Suddhodana mengajak Pangeran Sidharta.
Raja
Suddhodana membuka Perayaan. Dia mambajak sawah dengan mengungakan
bajak berlapis emas, kemudian diikuti para menteri dengan bajak berlapis
perak. Setelah itu, para petani yang berjajar dalam dua baris
melanjutkan membajak sawah dengan bajak yang biasa mereka pergunakan.
Mereka mambajak tanah yang keras agar menjadi gembur dan siap ditanami.
Pada
saat makan siang, para pelayan Pangeran Siddharta pergi menikmati
perjamuan makan siang dan meningglkannya seorang diri. Dia berjalan dan
duduk bermeditasi di bawah sebatang pohon jambu yang rimbun.
Disingkirkannya semua pikiran buruk dan merenung dengan pikiran yang
tenang. “Ayahanda Raja, para mentri dan petani sedang merayakan Perayaan
Raja membajak sawah. Mereka sedang bergembira menikmati makan siang
saat ini.”
“Tetapi para kerbau yang membajak sawah tampaknya
sedikitpun tidak bahagi, mereka bekerja berat menarik bajak untuk
mengemburkan tanah yang keras. Mereka bersusah payah dan terengah-engah,
tampak jelas sekali kalau tidak bahagia. Sementara manusia bersuka ria,
mereka justru harus bekerja berat. Apabila hal yang dilakukannya tidak
sesuai dengan kehendak majikannya, maka cambuk di tangan sang majikan
akan mendera tubuhnya dengan tanpa apun.”
Pangeran juga mengamati
aktivitas binatang yang lainnya disekitarnya. Dia melihat seekor kadal
merangkak keluar dari sebuah lubang dan memangsa semut dengan lidahnya,
tetapi tak lama kemudian, seekor ular merayap dan menelan kadal itu.
Disat keterkejutan pangeran masih belum hilang menyaksikan itu semua,
Seekor elang menukik dari udara, menangkap dan memangsa ular itu.
Pangeran
Siddharta merenung lebih dalam dan bertanya pada diri sendiri, ” Bila
segala sesuatunya seperti ini, Apakah ini berarti bahwa dibalik
kehidupan yang indah itu juga tersembunyi sisi yang buruk?” Meski saat
ini dia bahagia, tetapi pangeran merasakan adanya satu penderitaan besar
yang tak dapat dihindarkan dan membayangi seluruh makhluk hidup. Usia
Pageran waktu itu masih sangat muda tetapi dengan melakukan perenungan
yang sangat mendalam ini, serta mulai bermeditasi dengan konsenterasi
pada masuk-keluarnya nafas (anapana bhavana) tidak berapa lama, ia telah
memasuki kondisi Jhana tingkat perama. Pada saat itu bayangan pohon
jambu tempat Boddhisatva duduk tetap pada tempatnya, tidak bergeser
secara alami sesuai dengan posisi matahari.
Para pengasuh
akhirnya teringat kembali akan tugas mereka bergegas mencari Pangeran.
Terpukau dengan apa yang mereka saksikan, mereka melapor kepada raja:
Paduka, pangeran muda tengah duduk diam dan tenang. Sekalipun bayangan
pepohonan lainnya bergeser sesuai dengan perubahan posisi matahari,
namun bayangan pohon jambu tempat Sang Pangeran duduk tetap tak
beringsut walaupun telah lewat tengah hari, bayangan tersebut tetap
berbentuk bulat.”
Raja Suddhodana segera mengikuti mereka dan
mengamati apa yang tengah terjadi pada pangeran muda. Melihat keajaiban
itu, ia berkata: “O Putraku tercinta, inilah kedua kalinya, aku ayah-Mu,
menghormati-Mu,”dan raja pun menyembah hormat. Sepanjang perjalannan
pulang, Pangeran Siddharta merasa bahwa semua makhluk hidup patut
dikasihani, karena mereka harus berjuang tiada hentinya melawan
penderitaan demi kelangsungan hidup.
Latihan Soal
1. Perayaan membajak dilaksanakan di ….
a. sawah c. ladang
b. kebun d. hutan
2. Perayaan membajak diikuti oleh ….
a. para petani c. para pedagang
b. para pekebun d. para nelayan
3. Pada saat perayaan membajak, Pangeran Sidharta dijaga oleh ….
a. pasukan kerajaan c. ibu tiri
b. para guru d. dayang-dayang
4. Pada saat perayaan membajak, Pangeran Sidharta bermeditasi di bawah pohon ….
a. beringin c. bodhi
b. mangga d. jambu
5. Sikap yang ditunjukkan Raja Suddhodana ketika melihat Pangeran Sidharta adalah ….
a. memberi persembahan c. memberi hormat
b. memberi dana d. memberi ucapan selamat
6. Pertama kali Pangeran Sidharta bermeditasi, mencapai ….
a. kesucian c. kesaktian
b. jhana d. arahat
7. Pangeran Sidharta bermeditasi dengan sikap ….
a. berjalan c. bersila
b. berlari d. berbaring
8. Pada perayaan membajak sawah, bajak raja terbuat dari….
a. perak c. emas
b. tembaga d. besi
9. Tujuan membajak tanah, agar tanah menjadi….
a. gembur c. keras
b. subur d. rata
10. Penghormatan raja Suddhodana kepada pangeran Sidharta pada perayaan membajak adalah penghormatan yang ke….
a. Satu c. tiga
b. dua d. empat
Isilah titi-titik di bawah ini dengan benar !
1. Bayangan pohon jambu … pangeran Sidharta yang sedang meditasi.
2. Pangeran Sidharta bermeditasi dengan konsenterasi pada….
3. Setelah melihat keajaiban Pangeran kecil yang sedang bermeditasi, Raja Sudhodana… kepada putranya.
4. Keajaiban apa yang terjadi pada saat Pangeran Sidharta sedang bermeditasi….
5. Bercocok tanam merupakan pekerjaan….
KHANTI DAN SORACCA
1. Khanti (kesabaran)
Khanti
atau Ksanti Khanti berasa ari baha Pali, Ksanti berasal dari baha
Sansekerta yang berarti kesabaran yaitu dapat menahan diri secara wajar
pada waktu menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan
Ada dua macam kesabaran yaitu :
a.
Adhivasana Khanti (kesabaran jasmani) adalah kesabaran pada waktu
menghadapai rasa lelah, capai, lapar dan haus, sakit, panas dan dingin.
Pada waktu hal-hal ini muncul kita hendaknya tidak terpengaruh, tidak
berteraik-teriak melainkan tetap bersikap sewajarnya.
b. Titikkha
Khanti Kesabaran batin, merupakan hasil pengembangan kesabaran jasmani
secara bertahap. Kesabaran batin adalah kesabaran dalam menghadapi
berbagai masalah seperti kesabaran pada waktu difitnah, dimaki, dimarahi
dan tersinggung.
Sang Buddha mengajarkan bahwa kesabaran adalah
cara bertapa yang paling tinggi. Kita harus melatih kesabaran
terus-menerus karena kesabaran akan membuahkan kebahagiaan. Orang yang
sabar akan dicintai banyak orang. Memang sulit untuk tidak marah bila
kita dicaci, difitnah atau dimarahi. Tetapi kalau kita menjadi marah,
menjadi jengkel, menjadi tidak senang berarti kita mengotori pikiran
kita sendiri. Pikiran yang kotor itu karma buruk. Dan karma buruk akan
membuahkan penderitaan. Jadi inilah petingnyatih kesabaran.
Cerita Buddhis :Khantivadi Jataka
Cerita tentang pertapa Khantivadi
Pada
kehidupan masa lampau Sang Buddha,ketika masih menjadi Bodhisatva
(calon Buddha), beliau pernah terlahir sebagai seorang pertapa bernama
Khantivadi. Setelah berhasil dalam pertapaannya beliau bertekad untuk
mengajarkan kepada setiap orang agar memperoleh kebahagiaan. Maka ia
memutuskan untuk turun gunung mengajarkan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Dalam pengembaraannya, pertapa Khantivadi sapai di sebuah
taman kerajaan, miliknya raja Kasi bernama Kalabu. Pada waktu sang Raja
bersama isteri dan pembantunya sedang berjalan-jalan menikmati udara
segar dan indahnya taman. Sesaat kemudian, raja ingin beristirahat.
Sementara itu para pembantunya mengipasi sang raja. Namun ketika mereka
melihat keagungan dan ketenangan pertapa Khantivadi mereka tertarik
untuk mendengarkan ajarannya. Semua pembantu dan para isteri raja pergi
meninggalkan raja sendirian menuju tempat pertapa Khantivadi. Ketika
bangun raja terkejut dan menjadi marah karena ia tidak menemukan isteri
dan para pembantunya disebelahnya. Raja mencari isteri dan pembantunya,
dan ia menemukannya sedang mengelilingi pertapa Khantivadi. Raja
menanyakan kepada pertapa, apa yang sedang ia ajarkan. Pertapa
Khantivadi menjawab bahwa ia mengajarkan tentang pentingnya
kesabaran.lalu timbul niat jahat raja untuk mencoba kesabaran pertapa
Khantivadi. Mula-mula raja memerintahkan kepada pengawalnya untuk
memukul pertapa, lalu mencambuknya, dan kemudian memotong tangannya,
telinganya, kedua kakinya hingga pertapa Khantivadi meninggal dunia
karena kehabisan darah. Walaupun disiksa oleh raja Kasi, pertapa
Khantivadi tidak dendam atau benci, ia tidak kehilangan kesabarannya.
Batinnya tetap kokoh, terkendali dengan baik dalam menghadapi kesakitan
yang luar biasa.
2. Soracca (ketenangan hati)
Soracca
berarti ketenangan hati. Sikap yang tetap tenang yaitu tetap
melaksanakan pekerjaan dengan biasa tanpa mempedulikan hal-hal yang
menyakitkan.. Soracca membuat kita tidak putus asa ataupun mudah
mengeluh. Ketenangan hati menjadikan orang bersikap rendah hati bila
diperingatkan. Bila batin kita tetap tenang, damai, maka
tindakan-tindakan jasmani serta ucapan kita juga akan menjadi lebih
bijaksana. Orang yang tidak memiliki ketenangan hati, pikirannya mudah
menjadi kacau, mudah gusar/gugup kalau ada masalah, mengerjakan sesuatu
dengan coroboh (tidak hati-hati). Sehingga pekerjaan yang dihasilkan
tidak akan memuaskan. Membuat orang mudah kecewa.
Khanti dan Soracca adalah dua macam Dhamma (ajaran) yang menjadikan seseorang mempunyai sifat lemah lembut.
Cerita Buddhis : Perumah Tangga Bijaksana
Pada
jaman kehidupan Sang Buddha terdapat seorang wanita yang sangat
berbakti kepada Sang Buddha. Pada suatu hari ia mengundang para bhikkhu
murid-murid Sang Buddha untuk makan di rumahnya. Sehari sebelum menjamu
rombongan murid-murid Snag Buddha tersebut, suami dan anak laki-lakinya
pergi ke suatu desa untuk menyelesaikan perselisihan yang sedang terjadi
antara dua desa. Ketika rombongan para bhikkhu datang, wanita itu
menyambut dengan sangat gembira dan ia melayani dengan sepenuh hati. Ia
sangat bahagia dapat berbuat kebajikan pada hari itu.
Wanita itu
menyediakan makanan yang halus, manis, dan makanan terbaik serta
memberikan minuman segar kepada para bhikkhu. Pada waktu sedang melayani
para bhikkhu, ia mendapat berita dari pembantunya bahwa suami dan anak
laki-lakinya meninggal dunia dibunuh oleh orang tidak dikenal. Mendengar
berita itu ia tidak sedih dan tidak terpengaruh sedikitpun. Ia tetap
melayani para bhikkhu, dan memasukkan berita itu dalam sakunya. Sebentar
kemudian pembantunya membawa minuman dan menjatuhkan sebuah gelas. YA.
Sariputta, pemimpin rombongan para bhikkhu berkata : “Ibu pasti sedih
kehilangan barang yang sangat berharga itu”. Wanita itu kemudian
menjawab : “ Bhante, Apalah artinya kehilangan yang kecil itu. Saya baru
saja menerima berita bahwa suamiku dan anak laki-lakiku telah mati
dibunuh saat menyelesaikan perselisihan di suatu desa. Tetapi aku tetap
melayani para Bhante”. YA. Sariputta memuji kebijaksanaan wanita itu.
Adalah sulit bersikap demikian ketika kita menghadapi hal-hal yang tidak
menyenangkan.
Jawablah
A untuk Selalu, B untuk kadang-kadang, dan C untuk tidak
1. …. Saya diam saja jika ditantang berkelahi, walaupun saya akan disebut pengecut
2. …. Saya tidak malu meminta maaf kepada teman walaupun dilihat oleh semua orang
3. …. Saya tidak berbicara dengan sikap sombong, sok pintar, atau mengumpat
4. …. Saya berani mengakui kekurangan dan kesalahan saya.
5. …. Saya lebih memberikan kesempatan pertama untuk jalan dan tempat duduk pada orang yang lebih tua dari saya.
6. …. Saya berusaha untuk membalas surat atau telepon dari teman.
7. ….Saya percaya tugas dari guru itu baik, makanya saya selesaikan
8. …. Saya lebih suka bekerja dalam kelompok.
9. …. Saya menggunakan kata “tolong” apabila meminta bantuan orang lain.
10. …. Saya member selamat kepada teman yang ulang tahun.
PUBBAKARI KATANNUKATAVEDI
Sang
Buddha pernah bersabda bahwa terdapat dua macam manusia di dunia ini
yang sangat sulit ditemukan yaitu : Pubbakari dan Katannukatavedi
Pubbakari yaitu seseorang yang memberikan pertolongan sejati
Pertolongan
sejati adalah pertolongan yang tidak mengharapkan imbalan, pertolongan
yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas, tanpa pamrih. Contohnya adalah
petolongan ayah dan ibu. Sulit menemukan orang yang memberikan
pertolongan sejati karena sebagian besar orang dibelenggu oleh nafsu
keinginan sehingga ia akan memberikan pertolongan kepada orang lain
kalau mendapat keuntungan. Kita harus menyadari bahwa perbuatan baik
dengan memberikan pertolongan yang tulus kepada orang lain sesungguhnya
adalah kesempatan untuk menanam dan memupuk perbuatan baik, yang akan
membuahkan kebahagiaan baik dalam hidup sekarang ataupun yang akan
datang.
Katannukatavedi yaitu orang yang suka berterima kasih dan ingin membalas budi kepada orang yang menolongnya.
Hidup
adalah suatu proses yang saling bergantungan. Kita selalu berhubungan
dan bergantung dengan orang lain. Kita bisa makan hari ini karena ada
yang masak. Bisa masak karena ada yang jual beras, beras ada karena ada
yang tanam, dan seterusnya kita tidak boleh menganggap bahwa hidup ini
saya sendiri yang membuatnya. Ini adalah sikap yang sombong. Hanya orang
bodoh yang memiliki pikiran demikian. Kita harus berterima kasih kepada
orang-orang yang telah membantu kita, sekecil apapun bantuan yang
diberikan kepada kita. Kita harus melatih mengucapkan “Terima Kasih”
kepada orang yang membantu kita. Banyak orang yang tidak dapat
mengucapkan kata terima kasih karena batinnya diselimuti oleh kebodohan,
pada hal mengucapkan terima kasih itu ucapan benar, perbuatan baik yang
besar pahalanya. Di dalam lingkungan keluarga, kita dapat berterima
kasih kepada orang tua kita, pembantu, sopir, pak Satpam, tukang kebun,
dll.
Seseorang yang memberikan pertolongan sejati (pubhakari) dan
seseorang yang menyadari akan pertolongan yang telah diberikan pada
dirinya dan juga merasa terimaksih (Katannukatavedi) sukar ditemukan
karena orang-orang dicengkeram nafsu (tanha) dan kebodohan batin
(avija).
Latihan Soal
Lingkarilah jawaban yang benar
1. Pertolongan sejati adalah pertolongan yang….
a. Tanpa tenaga c. tanpa pamrih
b. Tanpa niat d. tanpa usaha
2. Pertolongan sejati tidak mengharapkan….
a. Balasan c. bantuan
b. Panggilan d. imbalan
3. Kita harus memberikan pertolongan sejati kepada….
a. Keluarga kita saja c. siapa saja
b. Teman-teman kita saja d. orang yang ebih miskin saja
4. Avija memiliki arti….
a. Nafsu keinginan c. cinta kasih
b. Kebodohan batin d. kemelekatan
5. Nafsu keinginan adalah arti dari….
a. Avija c. karma
b. Tanha d. khanti
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Ucapan terimakasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan kepada kita disebut….
2. Terdapat dua jenis orang yang sulit ditemukan, yaitu….
3. Pubhakari artinya….
4. Kesabaran dalam menghadapi masalah disebut….
5. Kalahkan kesombongan dengan….
MENGAKUI KESALAHAN
Kita
belajar ajaran Buddha untuk menjadi bijaksana. Orang yang bijaksana
bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana perbuatan yang
bermanfaat dan perbuatan yang tidak bermanfaat. Untuk bisa membedakan
itu semua, kita dibantu oleh orang tua dan guru. Orang tua dan guru
senantiasa member petunjuk perbuatan yang baik dan menegur jika kita
melakukan hal-hal yang kurang pantas.
Setiap orang pasti pernah
berbuat kesalahan. Ada orang yang segera sadar telah berbuat salah,
menyesali kesalahannya, dan berusaha memperbaiki diri. Ada juga
sebagaian orang yang tidak mau memperbaiki diri walaupun tahu telah
berbuat dalah dan ada juga orang yang justru marah jika diberi tahu akan
kesalahannya dan tidak mau memperbaiki diri.
Anak Buddhis harus
memperbaiki diri jika telah berbuat salah. Langkah pertama untuk
memperbaiki diri adalah jujur pada diri sendiri. Artinya kita harus
berani mengaku kepada diri sendiri bahwa kita telah melakukan kesalahan.
Selanjudnya kita bertekat untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi.
Dengan demikian kita akan berubah menjadi anak yang lebih baik.
Jawabah dengan jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dengan “Ya” atau “tidak”
1. Apakah kamu sering marah?
2. Apakah kamu sering tidak mengerjakan PR?
3. Apakah kamu sering membantah perkataan mama dan papa ?
4. Apakah kamu sering bertengkar kakak, adik atu teman?
5. Apakah kamu sering berkata tidak jujur?
MEMBERI DAN MENERIMA MAAF
Membenci
orang yang telah berbuat kesalahan kepada kita adalah perbuatan yang
tidak bermanfaat. Terus mengingat kesalahan orang lain dan tidak mau
memaafkan membuat kita tidak bahagia. Praktekanlah ajaran Buddha. Buddha
mengajarkan cinta kasih tanpa pilih kasih kepada kita. Mau memaafkan
orang yang bersalah kepada kita adalah wujud cinta kasih tanpa pilih
kasih
Jika kita yang melakukan kesalahan terhadap orang lain,
jangan malu untuk meminta maaf. Meminta maaf bukan perbuatan buruk, jadi
kita tidak perlu malu untuk melakukannya. Saling memaafkan akan membuat
hidup kita tentram dan bahagia.
Doa Maaf
Jika aku telah berbuat kesalahan,
Dengan pikiran , perkataan atau perbuatan,
Semoga semua yang bijaksana berbelas kasih, memaafkanku.
Dengan tulus, aku memaafkan siapa saja,
Yang mungkin telah menyakiti atau merugikanku.
Dengan tulus, aku pun memaafkan diriku sendiri.
Latihan Soal
Ligkarilah jawaban yang benar
1. Setiap orang yang berbuat salah harus meyesali kesalahanya dan berusaha untuk….
a. mengulaginya c. memperbaiki diri
b. bersedih d. melarikan diri
2. Memperbaiki diri berarti bertekat untuk….
a. menyesal dan mengulangi kesalahan
b. melupakan saja
c. meyadari dan tidak mengulangi kesalahan
d. menangisi kesalahan kita
3. Jika kita melakukan kesalahan terhadap orang lain, maka kita harus….
a. takut c. sedih
b. minta maaf d. malu
4. Orang yang bersalah harus kita….
a. jahui c. maafkan
b. musuhi d. lupakan
5. Langkah pertama yang harus kita lakukan untuk memperbaiki diri….
a. bersedih dan menangisi kesalahan kita
b. jujur pada diri sendiri bahwa kita bersalah
c. bersembunyi agar tidak ada yang tahu kesalahan kita
d. marah jika ada orang yang menasehati
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa yang Buddha lakukan terhadap orang-oeang yang berbuat buruk kepada Nya?
2. Apa manfaat dari saling memaafkan ?
3. Sebutkan satu kesalahanmu yang ingin kamu perbaiki ! Apa yang harus kamu lakukan untuk memperbaikinya?
4. Apa yang harus kita lakukan terhadap orang yang bersalah kepada kita?
5. Jelaskan sikap cinta kasih tanpa pilih kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar