Ketika berusia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan saudara sepupunya yang cantik jelita bernama Yasodhara. Hampir 13 tahun dari pernikahan yang bahagia, penuh kemewahan, tanpa mengetahui perubahan yang ada diluar istana. Pangeran dibuatkan 3 buah istana yang sangat megah yaitu:
1. Istana musim hujan(Subba) dengan kolam renang dan bunga tertai berwarna Biru(Uppala),
2. Istana musim panas(Suramma) dengan kolam renang dan bunga teratai berwarna Putih (Pundarika)
3. Istana musim dingin(Ramma) dengan kolam renang dan teratai warna merah(Paduma).
Dengan berjalannya waktu, akhirnya dengan perlahan-lahan kebenaran menjadi nyata baginya. Sifatnya yang penuh kasih sayang ia merasa bosan tinggal dalam istana terus menerus dalam waktu yang sangat lama. Ia memohon ijin kepada ayahnya untuk berjalan-jalan diluar istana. Menyadari hal ini akan membahayakan bagi pangeran maka raja menyuruh seluruh rakyat menghias jalanan yang akan dilewati Pangeran.
Waktu telah tiba, jalanan sudah sangat ramai dan meriah, semua rakyat keluar rumah dan berdiri disepanjang jalan yang akan dilewati Sang Pangeran yang tampan. Namun tanpa terduga dalam kemeriahan tersebut Pangeran melihat suatu pemandangan yang sangat lain yaitu Orang tua yang bongkok berjalan dengan tongkat. Pangeran kaget dan menanyakan keadaan tersebut kepada kusirnya yaitu Channa. Siapa dan apa yang dia lakukan Channa ? Dia adalah orang tua.
Perjalanan dilanjutkan, Pangeran melihat peristiwa yang kedua yaitu Orang sakit kusta. Pangeran kembali bertanya dan memikirkan kenapa hal tersebut bisa terjadi? Tak lama setelah itu Pangeran kembali melihat peristiwa yang ketiga yaitu orang meninggal yang ditandu untuk dibawa ketempat pengkremasian. Pangeran kaget dan bahkan semakin bingung, kembali lagi bertanya ada apa Channa ? kenapa banyak sekali orang ? Channa menjawab itu adalah orang meninggal.
Dalam kegalauan hatinya Pangeran ingin kembali keistana, namun lagi-lagi Pangeran menyaksikan peristiwa yang keempat yaitu seorang pertapa suci yang sangat tenang dan agung. Melihat peristiwa yang terakhir hati Pangeran menjadi tenang dan bulatlah tekadnya untuk mengikuti jejak pertapa tersebut. Dalam perjalanan pulang keistana Pangeran disusul oleh pengawal kerajaan yang mengabarkan bahwa anaknya telah lahir.
Pangeran Siddharta kaget dan mukanya pucat, lalu mengangkat kepalanya keatas menatap langit yang sangat tinggi sambil berkata " RAHULAJATO BANDANANG JATANG" artinya "satu ikatan telah lahir, satu belenggu telah lahir". Setelah berkata-kata tersebut Pangeran melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan seorang perempuan bernama KISA GOTAMI yang mengucapkan syair sebagai berikut :
" Nibbuta Nuna Sa mata, Nibbuta nuna so pita, Nibbuta nuna sa nari, yassa yang idiso pati" artinya "Tenanglah ibunya, Tenanglah ayahnya, Tenanglah istrinya, Yang mempunyai seperti anda".
Pangeran terkejut dan tergetar hatinya mendengar kata Nibbuta yang berarti tenang atau padamnya semua nafsu. Karena kagumnya terhadap syair yang diucapkan oleh perempuan tersebut Pangeran Siddharta menghadiahkan sebuah kalung emas yang sedang dipakainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar